Langsung ke konten utama

Pemberdayaan Gerakan Kepemudaan dalam Mewujudkan Industri Pariwisata yang Menjunjung Kearifan Lokal, Berbudaya, dan Kompetitif

Sebagai negara yang diberikan berbagai macam anugerah, masyarakat Indonesia patut berbangga dan bersyukur. Bagaimana tidak, dengan luas wilayah 1,904,569 km2, menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Ditambah dengan lokasi Indonesia di antara dua benua dan dua samudera membuat Indonesia menjadi persimpangan kebudayaan dari Asia dan Australia sehingga Indonesia memiliki beragam kebudayaan dan tradisi. Anugerah tersebut sudah selayaknya menjadi potensi yang tidak ternilai. Dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia, tiap-tiap daerah memiliki ragam corak kebudayaan masing-masing yang tidak ada di daerah lain. 
Tentunya hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap insan di dunia, mengingat Indonesia tiada duanya. Namun, mengingat segala keterbatasan yang ada, Indonesia belum mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki, terutama dalam bidang pariwisata. Berbagai permasalahan klasik diduga menjadi penyebabnya. Mulai dari infrastruktur di daerah yang belum memadai. Informasi yang belum bisa diakses oleh masyarakat global. Masyarakat yang belum menyadari potensi yang dimiliki. Bahkan, masih banyak daerah potensial yang belum terjangkau oleh listrik.
Sebuah negara maju, tidak hanya dilihat dari infrastruktur dan keadaan ekonomi negara, namun juga yang tak kalah pentingnya adalah budaya dan perilaku masyarakat. Sangat disayangkan, budaya dan perilaku masyarakat Indonesia belum bisa dianggap baik bagi pariwisata. Kebersihan dan kenyamanan tempat wisata masih kurang diperhatikan dikarenakan rendahnya kesadaran masyarakat. Selain itu, tak jarang masyarakat setempat memanfaatkan datangnya wisatawan dari luar daerah dengan memasang tarif yang lebih tinggi bagi mereka. Tak jarang hal ini membuat wisatawan “kapok” untuk datang kembali.
Maka dari itu, diperlukan sebuah sistem manajemen pariwisata yang berkualitas untuk mengelola potensi pariwisata Indonesia, karena percuma saja Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di bidang pariwisata jika tidak dapat dikelola dengan baik. Adanya inovasi dalam pemasaran pariwisata juga dibutuhkan untuk lebih mengenalkan Indonesia kepada dunia internasional.

Peran pemuda dalam pembangunan bangsa
“Beri aku sepuluh pemuda, maka akan ku guncangkan dunia.”
Begitulah kiranya ungkapan yang terucap dari lisan sang proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia, Soekarno. Dari ungkapan Bung Karno tersebut menunjukkan bahwa pemuda merupakan tonggak perubahan suatu bangsa. Karena hampir di setiap peradaban yang ada, perubahan selalu diawali dengan campur tangan pemuda. Sejarah pun telah mencatat kiprah pemuda-pemuda yang tak kenal waktu, yang selalu berjuang dengan penuh semangat, meskipun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia sebagai salah satu contohnya, peran pemuda sangat berpengaruh besar atas proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Tercatat banyak sekali pejuangan para pemuda yang ditorehkan hanya untuk sebuah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, baik perjuangan secara fisik maupun perjuangan agresif di meja perundingan. Sumpah pemuda menjadi bukti nyata perjuangan para pemuda untuk kemerdekaan bangsa ini. Kiprah dan peran para pemuda Indonesia pada tahun 1928 itu telah mengubah secara drastis pola perjuangan pergerakan nasional dari yang bersifat kedaerahan menjadi nasional.
Kenyataan tersebut membuktikan bahwasanya pemuda adalah salah satu pilar yang memiliki peran besar dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga maju mundurnya suatu negara sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran dan kontribusi aktif dari pemuda di negara tersebut. Sejatinya, pemuda adalah konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. Hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan. Sehingga dalam pengertiannya pemuda adalah individu yang berada pada tahap yang progresif dan dinamis, sehingga kerap kali pada fase ini dikatakan sebagai usia yang produktif untuk melakukan berbagai bentuk kegiatan, baik belajar, bekerja, dan lain sebagainya.
Setelah 72 tahun bangsa Indonesia memerdekakan diri dari belenggu penjajahan, peran pemuda sekarang ini sungguh sangat memprihatinkan, banyak pemuda sekarang yang jarang bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar karena disibukkan oleh berbagai kegiatan masing-masing, yang pada akhirnya membentuk sikap individualis di kalangan pemuda. Padahal dari pemuda lah timbul semangat-semangat yang dapat membuat sebuah bangsa menjadi besar. Berkurangnya rasa sosialisasi di masyakat juga tidak lepas akibat arus globalisasi yang tidak di manfaatkan secara arif dan bijak, sehingga wajar saja, banyak dari kita memiliki sikap hedonisme dan materialistis. Tentunya hal ini menyebabkan mental para pemuda bangsa menjadi jauh dari apa yang diharapkan dan sangatlah tidak berkesesuaian dengan karakter generasi muda bangsa di masa sebelumnya. Sifat angkuh, arogan, individualis, konsumtif, dan liberal menjadi suatu fenomena yang wajar di era sekarang, karena hampir setiap generasi muda terjangkit penyakit  globalisasi ini. Sehingga wajar saja, inovasi dan idealisme yang seharusnya menjadi sumbangsih dari generasi muda bagi pembagunan bangsa ini, harus menemui kenyataan pahit. Ketertinggalan dan kesenjangan menjadi sanksi berat bagi Indonesia akibat gagal pikir para generasi mudanya.
Apabila hal ini terus berlanjut, maka Indonesia akan mengalami sebuah petaka. Bagaimana tidak, di tahun 2020, Indonesia diberikan bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan mendominasi atas jumlah penduduk tidak produktif yang bisa dilihat dari angka rasio ketergantungan yang rendah. Di tahun 2015 saja jumlah penduduk usia produktif yang di dominasi oleh pemuda akan ada di angka sekitar 87 juta jiwa. Dan jumlah pemuda akan terus meningkat tajam pada rentang tahun 2020-2035, saat itu, jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah, yakni mencapai 64% dari total penduduk 297 juta jiwa.
Melihat fenomena tersebut, tentunya bonus demografi ini mestilah dimanfaatkan semaksimal mungkin, karena jumlah yang besar ini bisa diibaratkan seperti dua sisi pada keping uang logam. Disatu sisi kuantitas yang besar ini dapat menjadi motor bagi perwujudan masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik, namun disisi lain jika kuantitas ini tidak diimbangi dengan pengembangan kualitas pemuda itu sendiri maka bisa saja menjadi penghambat pembangunan di Indonesia. Untuk itulah perlu dibuka kesempatan yang sebesar-besarnya bagi pemuda Indonesia untuk dapat mengembangkan jati diri dan potensinya sehingga keberadaannya (baik kuantitas maupun kualitas) sungguh-sungguh dapat dirasakan oleh bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Indonesia dalam lingkup yang lebih kecil.
Maka dengan hadirnya fenomena bonus demografi tersebut, haruslah menjadi momentum bagi Indonesia untuk bisa mempersiapkan diri. Tentunya pembenahan bukan hanya dilakukan oleh pemerintah saja melainkan seluruh elemen bangsa khusunya para generasi muda. Peningkatan kualitas haruslah menjadi fokus bagi pembenahan generasi muda. Sistem yang baik dan mumpuni akan membawa generasi muda Indonesia kembali pada generasi emas yang dapat membawa kemajuan bangsa dan negara.
Peran pemuda dalam pengembangan pariwisata nasional
Pemerintah Indonesia dalam program pembangunan 5 tahun ke depan, fokus pada sektor infratruktur, maritim, energi, pangan, dan pariwisata. Pariwisata ditetapkan sebagai leading sector karena dalam jangka pendek, menengah, dan juga panjang pertumbuhannya sangatlah positif. Sektor pariwisata merupakan salah satu penyumbang utama bagi pendapatan domestik bruto (PDB), penghasil devisa, dan juga dapat membuka lapangan kerja.
Kontribusi sektor pariwisata tehadap perekonomian Indonesia sangatlah signifikan. Pada tahun 2016 saja industri pariwisata nasional menyumbang 11%  bagi PDB nasional, serta menghasilkan devisa sebanyak IDR 172 Trilyun, dan juga dapat menyerap 11,8 juta jiwa untuk lapangan pekerjaan. Di tahun 2019, sektor pariwisata ditargetkan bisa mendatangkan 20 juta jiwa wisatawan mancanegara ke dalam negeri, apabila hal tersebut berhasil, maka pariwisata nasional akan meraup devisa sebesar IDR 240 trilyun, yang mana akan menyumbang 8% terhadap PDB nasional, dan diharapkan dapat memberikan lapangan pekerjaan sebesar 13 juta jiwa. Dalam rangka mencapai target ini, pemerintah akan berfokus pada memperbaiki infrastruktur Indonesia (termasuk infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi), akses, kesehatan, kebersihan dan juga meningkatkan kampanye promosi online (marketing) di luar negeri. Pemerintah juga merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015 guna menarik lebih banyak turis asing.
Namun tetap saja kunci keberhasilan pariwisata nasional tidak bisa lepas dari peran serta semua pemangku kepentingan. Mereka diantaranya adalah kalangan akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media. Menteri pariwisata menyebut elemen tersebut sebagai pentahelix.
Potensi pariwisata Indonesia yang sangat luas dan beragam ini tentunya tidak dapat dikelola dan dikembangkan hanya oleh pemerintah maupun unsur formal lainnya, mengingat terbatasnya sumber daya yang ada. Ditambah lagi, keberjalanan program-program yang dicanangkan oleh pemerintah tidak serta merta berhasil apabila tidak didukung oleh kelompok-kelompok akar rumput.
Posisi pemuda sangatlah startegis dan signifikan dalam mengembangkan parowisata Indonesia. Dalam hal ini, pemuda dapat menjadi ujung tombak dalam menyukseskan program pariwisata sebagai leading sector pembangunan bangsa. Pemuda memiliki kelebihan dalam pemikiran-pemikiran yang inovatif. Pemuda juga memiliki jiwa semangat yang masih tinggi, serta memiliki energi dan kreativitas yang tak terbatas,  dan yang terpenting pemuda masih memiliki idealisme yang sangat tinggi yang merupakan hal yang sulit ditemukan pada generasi lain.
Pemuda dapat diberdayakan melalui sebuah gerakan melalui komunitas yang berbasis nasional maupun kedaerahan. Komunitas kepemudaan yang ada akan menjadi wadah untuk menampung potensi pemuda di mana pemuda dapat menyalurkan energi positifnya untuk saling berbagi informasi dan manfaat yang diharapkan dapat mengembangkan pariwisata. Kedepannya, komunitas yang terbentuk bisa menyelenggarakan suatu event-event untuk mengangkat kearifan masing-masing daerah. Dari event-event tersebut diharapkan dapat menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara yang juga bisa berdampak pada meningkatnya sektor ekonomi. Salah satu event yang dapat diselenggarakan yaitu Etalase Indonesia. Etalase Indonesia merupakan sebuah wadah untuk menampilkan kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang beragam. Etalase Indonesia dapat bertempat di daerah yang nilai-nilai kebudayaannya terjadi akulturasi dari berbagai daerah, selain itu mudah diakses, dan termasuk 10 daerah pariwisata nasional. Contohnya: Kepulauan Seribu, Mandalika, Morotai, Wakatobi, Borobudur, dll. Di dalam etalase Indonesia terdapat kegiatan semacam parade/pawai nasional, festival jajanan nusantara, festival musik, pertunjukan kebudayaan dari masing-masing daerah yang bertemakan kebudayaan. Namun daya Tarik yang utama adalah keramah-tamahan dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Indonesia. Kedepannya diharapkan adalah kebudayaan Indonesia bisa semakin dikenal oleh masyarakat global. Selain itu, pemuda melalui komunitasnya bisa mendongkrak dan mengeksplorasi pariwisata di daerahnya masing-masing. Sehingga selain memberdayakan potensi alam, juga memberdayakan ekonomi kemasyarakatan yang ada di daerahnya.
Dari adanya pemberdayaan pariwisata di tingkat nasional dan daerah melalui komunitas ini, diharapkan kedepannya menghasilkan jejaring informasi, kegiatan, pengetahuan dan pengembangan pariwisata berbasis kepemudaan yang berprinsip pada pariwisata berkelanjutan; meningkatkan pemahaman pemuda terhadap pentingnya pariwisata yang berkelanjutan  bagi pembangunan Indonesia; dan terbentuknya Forum Pemuda Pariwisata di daerah maupun nasional sebagai mitra pemerintah dalam mengembangkan pariwisata daerah dan nasional yang menjunjung kearifan lokal dan berbasis budaya.
Pengembangan pariwisata tentunya merupakan pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan bagi bangsa Indonesia. Pembenahan di berbagai sektor bukan hanya menjadi tugas bagi pemerintah, pemuda sebagai generasi yang akan meneruskan bangsa harus menjadi garda terdepan dalam pembangunan nasional utamanya dalam pengembangan pariwisata nasional. Karena di pundak pemudalah masa depan bangsa ditentukan. Semoga dengan turut campur tangannya pemuda bisa menjadikan pariwisata Indonesia berdaya saing di tingkat global.




 Referensi
 Ariyanti, Fikri. 2015. Kontribusi Ekonomi Kreatif ke PDB Diprediksi Capai 8%. [Online] http://m.liputan6.com/bisnis/read/2388790/kontribusi-ekonomi-kreatif-ke-pdb-diprediksi-capai-8 diakses pada 6 Agustus 2017.
Hidayat, Reja. 2016. Pedang Bermata Dua Bernama Bonus Demografi. [Online] https://tirto.id/pedang-bermata-dua-bernama-bonus-demografi-btVG diakses pada 7 Agustus 2017.
Nursyifan, Bunga Citra Arum. 2017. Kunjungan Wisman: Pemerintah Targetkan Capai 15 Juta Pada 2017. [Online] http://industri.bisnis.com/read/20170124/12/622242/kunjungan-wisman-pemerintah-targetkan-capai-15-juta-pada-2017 diakses pada 10 Agustus 2017.

Sumber Gambar:
https://www.glassdoor.com/blog/5-ways-vacation-youre-vacation/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh lingkungan internasional terhadap kebijakan di Indonesia

Sistem politik merupakan suatu tata cara untuk mengatur atau mengelola bagaimana memperoleh suatu kekuasaan di dalam negara, mengatur hubungan pemerintah dan rakyat atau sebaliknya, pengaturan negara dengan negara, atau negara dengan rakyatnya. Sistem politik pada suatu negara terkadang bersifat relatif, hal ini dipengaruhi oleh elemen-elemen yang membentuk sistem tersebut dan juga faktor sejarah dalam perpolitikan di suatu negara. Salah satu elemen yang membentuk sistem politik adalah lingkungan. Sistem politik di suatu negara sangat dipengaruhi oleh keadaan dalam lingkungannya. Lingkungan mempunyai peranan penting, yakni berupa input, baik itu dalam bentuk tuntutan ataupun dukungan. Melalui teori sistem politik David Easton, menjelaskan lingkungan tersebut terdiri atas intrasocietal dan extrasocietal. Hampir setiap sistem politik akan berinteraksi dengan sistem politik yang lain dalam lingkungan internasional. Namun, lingkungan internasional atau secara teori disebut extrasocieta

Kereta Di Tatar Priangan, Riwayatmu Kini

Warga Jawa Barat patut bergembira, khususnya bagi yang berdomisili di daerah Priangan, karena tidak lama lagi daerah tersebut akan kembali dilalui oleh kereta api. Hal ini diungkapkan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang baru saja dilantik kurang dari dua minggu. Melalui akun Instagram dan twitter pribadinya, Kang Emil, sapaan akrabnya, mengabarkan bahwa akan ada 4 jalur kereta api yang kembali di reaktivasi. Jalur-jalur tersebut diantaranya adalah Jalur Jakarta-Bandung-Pangandaran, Bandung Ciwidey, Bekasi-Bandung-Garut, dan Bandung-Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari. Tujuan diaktifkan kembali jalur-jalur kereta tersebut adalah untuk mendorong mobilisasi barang dan manusia di Jawa Barat sehingga bisa mendongkrak arus pergerakan ekonomi lebih cepat sampai ke daera-daerah. Di sisi lain, jumlah penduduk Jawa Barat yang hampir mencapai angka 50 juta, atau dua kali lebih banyak dari jumlah penduduk negara Malaysia, memang sudah membutuhkan moda transportasi masal yang