Besok, adalah hari setelah sekarang, adalah dua hari setelah kemarin. Besok, adalah masa depan. Berbicara waktu, tidak ada satupun dari kita yang paham akan kejadian setelah sekarang. Entah sedetik yang akan datang, semenit, sejam, atau bahkan sehari kemudian. Itulah yang membuat kita selalu bertanya, “apakah yang akan terjadi ketika besok?”. Aktualnya, hanya Illahi yang sangat paham.
Bagi banyak orang terkadang mereka optimis bahwa besok mereka akan tetap ada dan itu menjadi relevan ketika resiko kematian dirasa sangat minim, tetapi bagi sebagian kecil lainnya, mereka harus berputus asa tentang kehadiran mereka setelah hari ini, karena dihadapkan kondisi yang tidak mendukung untuk berproses di kemudian hari. Terlepas dari itu semua, apakah kita tetap ada ketika besok? terkadang pertanyaan itu membuat kita selalu penasaran.
Tetapi apapun itu, hal itu bukanlah sebuah pertanyaan yang mesti kita jawab, karena sejatinya urusan ‘kepastian’ masa depan bukanlah tanggung jawab kita. Lalu apakah kita hanya diam dengan apa yang akan terjadi ketika besok? Bagiku itu adalah pertanyaan seorang yang putus asa. Lantas pertanyaan apa yang mesti aku lontarkan? Menjadi menarik ketika pertanyaan dalam pikiran kita selalu dijawab oleh pertanyaan baru. Lupakan itu, bagiku ketika besok datang kita mesti bertanya terhadap diri sendiri tentang apa yang telah kita siapkan untuk besok? Perkara hidup atau mati itu kan haknya Tuhan.
Sedikit berbagi, dalam agama ku diajarkan bahwa “bekerjalah untuk duniamu seakan-akan hidup selamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu mati besok”. Memaknai kalimat pernyataan itu, cukup mudah dipikirkan dan dipahami dalam makna yang sangat sederhana sekalipun. Intinya, kita selalu diajarkan bersungguh-sungguh baik dalam urusan dunia maupun urusan kehidupan setelah mati. Yang mesti kita pahami adalah membagi urusan keduanya sesuai porsinya masing-masing. Sehingga perlu ada keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat nantinya. Apa hubungannya dengan besok? Yap, ini masalah tentang mempersiapkan kehidupan, bukan hanya besok tapi kedepannya nanti. Apapun itu, kita harus selalu sungguh-sungguh dalam mempersiapkan hidup.
Bagi banyak orang terkadang mereka optimis bahwa besok mereka akan tetap ada dan itu menjadi relevan ketika resiko kematian dirasa sangat minim, tetapi bagi sebagian kecil lainnya, mereka harus berputus asa tentang kehadiran mereka setelah hari ini, karena dihadapkan kondisi yang tidak mendukung untuk berproses di kemudian hari. Terlepas dari itu semua, apakah kita tetap ada ketika besok? terkadang pertanyaan itu membuat kita selalu penasaran.
Tetapi apapun itu, hal itu bukanlah sebuah pertanyaan yang mesti kita jawab, karena sejatinya urusan ‘kepastian’ masa depan bukanlah tanggung jawab kita. Lalu apakah kita hanya diam dengan apa yang akan terjadi ketika besok? Bagiku itu adalah pertanyaan seorang yang putus asa. Lantas pertanyaan apa yang mesti aku lontarkan? Menjadi menarik ketika pertanyaan dalam pikiran kita selalu dijawab oleh pertanyaan baru. Lupakan itu, bagiku ketika besok datang kita mesti bertanya terhadap diri sendiri tentang apa yang telah kita siapkan untuk besok? Perkara hidup atau mati itu kan haknya Tuhan.
Sedikit berbagi, dalam agama ku diajarkan bahwa “bekerjalah untuk duniamu seakan-akan hidup selamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu mati besok”. Memaknai kalimat pernyataan itu, cukup mudah dipikirkan dan dipahami dalam makna yang sangat sederhana sekalipun. Intinya, kita selalu diajarkan bersungguh-sungguh baik dalam urusan dunia maupun urusan kehidupan setelah mati. Yang mesti kita pahami adalah membagi urusan keduanya sesuai porsinya masing-masing. Sehingga perlu ada keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat nantinya. Apa hubungannya dengan besok? Yap, ini masalah tentang mempersiapkan kehidupan, bukan hanya besok tapi kedepannya nanti. Apapun itu, kita harus selalu sungguh-sungguh dalam mempersiapkan hidup.
- Sekali lagi. Lantas, apa yang mesti kita persiapkan untuk besok? Apakah pernyataan diatas telah menjawab pertanyaan kita? Bagi ku besok ada atau tidak adanya kita bukanlah urusan yang mesti kita pikirkan. Apa yang telah kita persiapkan untuk besok adalah pertanyaan yang mesti kita jawab sendiri oleh diri kita.
Komentar
Posting Komentar